KM Sejahtera 20 Tenggelam di Anambas, Warga dan ALAM Desak Medco Energy Bertanggung Jawab

ANAMBAS (Sempadanpos.com)– Insiden tenggelamnya kapal KM Sejahtera 20 di perairan Matak Base, Kabupaten Kepulauan Anambas, terus menuai kecaman dari masyarakat dan kelompok pemerhati lingkungan. Kapal yang diketahui sedang memuat iso tank berisi bahan kimia itu karam pada 30 Mei 2025 dan hingga kini belum dievakuasi, memicu kekhawatiran akan dampak pencemaran laut.

Warga Anambas, Eko, menyayangkan sikap perusahaan yang dinilai lalai, khususnya dalam aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Ia mendesak SKK Migas agar segera menurunkan tim auditor untuk menginvestigasi kelalaian yang diduga terjadi, Selasa (24/5/26).

“Dari informasi yang saya baca, kapal sempat mengalami kemiringan selama lebih dari 20 jam. Ini mengindikasikan bahwa pihak safety di lapangan sengaja membiarkan kondisi tersebut, hingga akhirnya terjadi kecelakaan kerja. Ini adalah kelalaian yang serius,” ungkap Eko.

Eko juga menyoroti pernyataan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kepulauan Anambas yang menyebut bahwa limbah B3 telah dikemas dengan baik sehingga tidak merusak terumbu karang. Ia menilai pernyataan tersebut tidak tepat dan meremehkan potensi bahaya yang ada.

“Ini bukan soal mengangkut beras, melainkan lumpur limbah pengeboran. Kandungan kimianya berpotensi mencemari laut, dan hingga kini bangkai kapal serta material tenggelam belum juga dievakuasi,” tambahnya.

Desakan serupa juga disampaikan oleh Ketua Umum Aliansi Anambas Menggugat (ALAM), Abdul Razak. Ia mengecam lambannya respons PT Medco E&P Natuna yang dinilai belum mengambil tindakan serius untuk mengangkat bangkai kapal dari laut.

“Sudah hampir sebulan sejak kapal tenggelam, tapi tidak ada penanganan berarti. Dengan mata kepala sendiri kami melihat kapal masih tergeletak di depan jetty Medco. Ini membahayakan lingkungan dan keselamatan laut,” ujar Abdul Razak.

Ia juga mengkritisi pemerintah daerah yang menurutnya belum menunjukkan sikap tegas terhadap potensi kerusakan lingkungan akibat insiden ini. ALAM mengaku telah mencoba berkomunikasi dengan pejabat terkait, namun belum mendapatkan tanggapan resmi.

“Kami kecewa dengan sikap diam pemerintah. Kalau tidak ada tindakan nyata dari pihak berwenang, kami bersama masyarakat siap bergerak,” tegasnya.

ALAM menekankan bahwa mereka tidak menolak investasi, namun mendesak agar perusahaan tetap mematuhi prinsip kelestarian lingkungan dan keselamatan kerja.

“Investasi boleh saja masuk, tapi bukan berarti lingkungan bisa dikorbankan. Kami menuntut Medco Energy bertanggung jawab penuh atas insiden KM Sejahtera 20,” tutup Abdul Razak.(red)

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights