LAM Kepri Kutuk Keras Penyerangan di Rempang, Tuntut Penegakan Hukum dan Relokasi Investasi
TANJUNGPINANG (Sempadanpos.com)– Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan tegas mengutuk aksi kekerasan terhadap warga Kampung Sembulang Hulu dan Kampung Sei Buluh, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Rabu (18/12/2024) dini hari. Insiden tersebut menyebabkan delapan warga mengalami luka-luka, baik ringan maupun berat.
Basyarudin Idris, pengurus Gerakan Masyarakat Bersatu Peduli Pulau Rempang (GMBP3KR), menyatakan kemarahan atas kejadian tersebut. “Kami mengutuk tindakan keji yang telah menganiaya bangsa kami, Melayu,” tegasnya dalam pernyataan di Tanjungpinang.
Kesaksian seorang warga sekitar, Pak Itam, menduga pelaku penyerangan adalah kelompok yang disuruh oleh PT Makmur Elok Graha (MEG), salah satu perusahaan yang terlibat dalam proyek Rempang Eco City, bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). “Pelaku menyerang membabi buta. Kami yakin mereka adalah suruhan perusahaan,” ujarnya.
LAM Kepri: “Jangan Usik Bangsa Melayu”
Secara kelembagaan, LAM Kepri menyatakan kemarahan atas aksi premanisme ini. Maskur Tilawahyu, Kepala Bidang Hukum LAM Kepri, menegaskan bahwa tindakan brutal ini adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia.
“Silahkan kalian makan dan minum sepuas-puasnya di tanah Melayu, tapi jangan pernah mengusik kami, bangsa Melayu. Menyakiti masyarakat Rempang sama saja dengan menyakiti seluruh bangsa Melayu,” ujar Maskur dengan nada berapi-api.
LAM Kepri akan menyurati Presiden Prabowo Subianto untuk melaporkan peristiwa ini. Selain itu, para tokoh Melayu akan menghadap langsung ke Presiden untuk menyampaikan tuntutan agar kekerasan ini dihentikan.
Tuntutan LAM Kepri dan Tokoh Adat
Dalam rapat yang dihadiri sejumlah tokoh adat Melayu, LAM Kepri menyampaikan tujuh poin tuntutan, di antaranya:
1. Mengutuk keras aksi kekerasan di Pulau Rempang.
2. Mendesak aparat penegak hukum segera menangkap dan mengadili pelaku.
3. Meminta peningkatan perlindungan terhadap warga setempat.
4. Memohon kebijakan bijak terkait investasi PSN tanpa mengorbankan masyarakat Melayu.
5. Menegaskan dukungan terhadap investasi dengan syarat lokasi dialihkan ke area lain.
6. Menuntut penghentian segala bentuk intimidasi dan kekerasan di Pulau Rempang.
7. Mengimbau masyarakat Melayu di seluruh Indonesia bersatu membantu warga Rempang.
Dukungan dari Para Pemimpin Adat
Rapat ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti
* Yang Dipertuan Besar Zuriat Kesultanan Riau-Lingga, Sultan Hendra Syafri Riayat Syah.
* Ketua Umum LAM Kepri, Dato’ Seri Setia Utama H. Abdul Razak Ab.
* Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABMI) Kepri, Dato’ Perdana Abdul Malik.
* Ketua LHKP PWM Kepri, Ridarman Bay, SE, MM.
LAM Kepri berharap pemerintah pusat segera bertindak bijaksana dengan menghentikan segala bentuk intimidasi dan relokasi investasi ke lokasi lain yang tidak mengganggu warga. “Kami menyerukan seluruh masyarakat Melayu di Tanah Air untuk bersatu mendukung warga Rempang dalam menghadapi situasi ini,” pungkas Maskur.(red)











