Menghapus Lelah, Meraih Anugerah
Editorial (Sempadanpos.com)-Petang ini, seiring tenggelamnya matahari di upuk Timur, Ummat Muslim Indonesia bahkan di seluruh seantero dunia menyelesaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1445 H. Menjadi petang terakhir untuk menggelar berbuka puasa bersama keluarga tercinta. Setelah sebelumnya, sekitar satu bulan lamanya menjalani proses penempaan diri. Seluruh sistim manajemen diri, di-update melalui ritual ibadah puasa. Sebagai mana makna dari puasa yakni menahan, semua ditahan selama satu bulan itu. Mulai dari menahan makan dan minum, hasrat syahwat, marah, bergunjing dan prilaku tidak baik lainnya. Intinya, puasa adalah pengendalian diri bagi manusia, agar terhindar dari sifat-sifat tercela. Pada akhirnya, apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan ibadah puasa itu, dapat diraih oleh mereka insan-insan yang bertaqwa. (La’allakum Tattaqun, QS Al- Baqaroh 183).
Gema takbir, sebentar lagi akan terdengar bersaut-sautan dari seluruh masjid, musholla, langar dan rumah-rumah orang-orang kaum Muslimin. Itulah pekikkan kemenagan bagi mereka yang selama satu bulan ini berpayah dalam lapar dan dahaga di tengah cuaca panas ekstrem yang melanda. Anjuran membesarkan asma Allah SWT di Hari Raya 1 Syawal Idul Fitri itu, sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa, betapa Islam itu adalah agama yang indah, toleran dan memberikan manfaat bagi sekalian alam. Syiar Islam selalu diperkuat pada setiap 1 Syawal Idul Fitri. (Walitukmilul “Iddah wa litukabbirulloh, apabila sudah dicukupkan bilangan puasa, maka besarkanlah nama Allah, QS Al- Baqoroh 183).
Ternyata, tidak semua yang merasakan betapa bahagianya menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal itu. Adalah mereka-mereka yang sempurna menjalankan ibadah puasa-lah yang dapat merasakan bagaimana betapa nikmatnya menyambut hari kemenangan itu. Pengorbanan dan perjuangan yang dilalui selama ini, seakan terbayarkan sudah. Bagi mereka inilah ‘anugerah terindah’ sebagai pencapaian yang sempurna. Menghapus lelah dan saatnya meraih anugerah. Aneka makanan yang terhidang, kini tidak lagi dilarang untuk dinikmati. Tak terkecuali, ketupat dan rendang yang sudah menjadi tradisi bagi orang Muslim Indonesia.
Akan tetapi, tentunya berbeda dengan mereka yang membiarkan Ramadhan tahun ini berlalu begitu saja. Mereka tidak berpuasa. Maka, Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal disambut seperti biasa-biasa saja. Orang-orang yang seperti ini, tentu pula termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi. (Demi waktu, sesungguhnya manusia itu merugi, kecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh, QS Al-“Asrh 1-5)
Hanya saja, uporia kemenagan 1 Syawal Idul Fitri itu, jangan sampai disalah artikan. Merayakannya dengan hal-hal yang melampau batas. Terutama bagi anak-anak muda. Sebab, tidak jarang momen kebahagaian Idul Fitri 1 Syawal itu seketika berubah menjadi suasana duka yang mendalam. Dikarenakan anggota keluarga yang mengalami musibah. Banyak yang telah terjadi seperti anak mengalami kecelakaan di jalan raya akibat kebut-kebutan. Ada pula yang terkena ledakan petasan yang berdaya ledak tinggi.
Ada pula yang rumahnya mengalami kebakaran karena lupa mematikan kompor atau listrik. Rumah yang kemalingan akibat lupa menguncinya sebelum ditinggal. (Kapolri Ingatkan Jajarannya Jaga Situasi Jelang Idul Fitri, Kompas.com, edisi 29 Februari 2024). Banyak lagi contoh musibah lainnya yang diakibatkan kita terlalu larut dalam kegembiraan hari raya itu. Untuk itu, mestinya harus kembali pada pesan agama yang mengajarkan kita agar tetap bersikap sederhana dan mawas diri dengan mengedepankan prilaku rasa syukur yang mendalam. (La’allakum Tasykurun, QS Al- Baqoroh 185).
Setelah secara vertikal kita memperkuat hubungan spiritual dengan Allah (hablumminalloh) melalui ibadah puasa, selanjutnya melalui momentum Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 H, marilah kita pergunakan untuk memperkokoh hubungan kita secara horizontal terhadap sesama manusia (habblumminannas) sebagai makluk sosial. Kunjungi orang tua, saudara, karib kerabat, handai taulan, tetangga. Saling bermaf-maafan. Buang yang keruh ambil yang jernih. Demikainlah jalan indah yang diberikan oleh Allah kepada kita untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan diantara sesama manusia, bangsa dan negara. (Durribat’alaihuzzillatu Ainama Sukipu Illa Bihabblimminalloh wa Habblimminannas, QS Ali Imran 112). Selamat menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 H. Semoga segala amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amin. (Redaktur)