Serangan Israel di Rafah, Gaza Selatan Meningkat: Belasan Warga Palestina Tewas
GAZA (Sempadanpos.com)- Serangan udara Israel baru-baru ini yang menargetkan Rafah di selatan Gaza, Palestina, semakin intensif. Akibatnya, belasan warga Palestina dilaporkan tewas.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, konflik Israel-Hamas di Jalur Gaza telah merenggut nyawa hingga sebanyak 29.313 orang.
Warga Rafah, yang dihubungi melalui pesan teks oleh Reuters, melaporkan beberapa serangan udara Israel dan ledakan besar di kota tersebut. Srta kapal angkatan laut melepaskan tembakan di sepanjang pantai.
Jurnalis video Reuters mendokumentasikan dampak serangan terhadap rumah keluarga Al-Noor di Rafah, yang hancur menjadi puing-puing.
Dalam rekaman tersebut terlihat beberapa jenazah yang dibungkus kain kafan putih atau hitam dan kerabat yang berduka di rumah sakit Rafah.
Abdulrahman Juma mengungkapkan bahwa istrinya, Noor, bersama putrinya yang berusia satu tahun, Kinza, termasuk yang tewas dalam serangan itu, bersama dengan orang tua Noor, saudara laki-laki, dan kerabat lainnya.
Juma memegang tubuh Kinza yang dibungkus kain kafan putih berlumuran darah saat dia berbicara, “Yang ini, yang ada di pangkuanku, telah direnggut jiwanya. Dia berumur satu setengah tahun,” katanya, seperti yang dikutip oleh Reuters pada Kamis (22/2/2024).
Warga setempat juga melaporkan tank-tank Israel bergerak ke arah barat dari Khan Younis ke Al-Mawasi, yang sebelumnya dianggap sebagai daerah yang relatif aman, di mana militer telah memerintahkan warga Palestina untuk mencari perlindungan.
Namun, tank-tank tersebut mencapai jalan tepi pantai, efektif memotong Khan Younis dan Rafah dari seluruh Jalur Gaza.
Sementara itu, Tentara Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka telah meningkatkan operasi di Khan Younis, sebuah kota di utara Rafah.
Mereka tidak menyebutkan serangan terhadap Rafah itu sendiri dalam ringkasan harian kejadian Gaza dan tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait serangan tersebut.
Israel juga mengklaim bahwa Hamas menggunakan bangunan sipil sebagai perisai, sebuah klaim yang dibantah oleh kelompok Islam tersebut.
Sebagian besar dari sekitar 1,5 juta penduduk Rafah diperkirakan telah meninggalkan rumah mereka di bagian utara untuk menghindari serangan militer Israel.
Aliran bantuan yang masuk ke Gaza dari Mesir hampir habis dalam dua minggu terakhir, dan kerusakan keamanan telah menghambat distribusi pasokan makanan yang sangat dibutuhkan, menurut data dan pejabat PBB.
Sementara itu, Israel menyatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan serangan darat di Rafah, meskipun ada penolakan dari komunitas internasional, termasuk sekutunya, Amerika Serikat, terkait kekhawatiran akan korban sipil.
Seperti yang terjadi dalam peristiwa terbaru, Rafah terus menjadi target pasukan Israel, menyebabkan kematian banyak warga sipil. (*)