Uji Piawai Ansar di Pilgub Kepri

Editorial (Sempadanpos.com)-Serentak secara nasional, agenda Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden (Pilpres), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dan kabupaten / kota serta Dewan Perwakilan Daerah (DPD) telah usai. Berikutnya, Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) serentak, telah memasuki proses tahapan awal. (Pilkada Kepri Dimulai 27 Februari, Pemungutan Suara 27 November, Ini Jadwalnya, Presmedia.id edisi 27 Maret 2023 ).

Khususnya di Provinsi Kepri, Pemilukada Gubernur (Pilgub) Kepri, sangat menarik untuk disimak progressnya. Pasalnya, para kandidat yang digadang-gadang bakal ambil bagian, merupakan para ‘politisi raksasa’. Gubernur Kepri incaumben H. Ansar Ahmad, SE, MM, yang dipastikan akan kembali mencalonkan diri, harus nampaknya harus bekerja keras.

Ansar hingga saat ini diapastikan tidak bisa ‘tidur nyenyak’. Kepiawaiannya sebagai Politisi Kawakan Kepri, tengah diuji. Ansar ketiban lawan tanding yang sepadan. ‘Kasak kusuk’ Ansar berupaya mempersiapkan dirinya dalam menghadapai lawan berat di Pilgub Kepri tahun 2024 itu, jauh hari telah terpantau. Beberapa peristiwa yang terjadi di Kepri dalam priodesasi kepemimpinnanya kerap menyeret namanya.

Misalnya, adanya dugaan ‘perseteruan’ antara Ansar sebagai Gubernur Kepri dengan Marlin Agustina Wakil Gubernur Kepri di awal-awal duet kepemimpinan mereka. (Saatnya regenerasi kepemimpinan Kepri terhalang konflik politik, antaranews.com, edisi 29 Maret 2024). Arah kepemimpinan yang terpecah dan tidak harmonis itu terus berkembang dari waktu-ke waktu hingga saat ini. Tentunya, publik dapat mengartikan apa yang terjadi diantara mereka. ‘ Perebutan’ kepentingan kekuasaan, diduga sebagai biangnya.

Ansar sepertinya sudah mendeteksi sejak awal keberadaan Marlin Agustina yang merupakan potensi ‘ancaman’ baginya untuk priodesiasi ke depan. Hampir tidak banyak terlihat kifrah Marlin dalam agenda-agenda strategis dalam kebijakan pembangunan Kepri. Sepertinya ‘kompromi’ politik antara Ansar dengan Marlin tidak menemukan titik kesepakatan untuk priodesiasi kepemimpinan Kepri pada priodesasi berikutnya.

Seolah tidak mahu kalah dengan pengaruh Ansar yang berada di Gerbong Partai Golkar, Marlin pun bergegas bergabung ke Gerbong Partai Gerindra guna memperkuat suaka politiknya. Dia tercacat sebagai Anggpta Dewan Pembina di Kepri pada partai besutan Probowo Subianto, Presiden RI terpilih 2024-2029 itu. (Marlin Resmi Gabung ke Gerindra, Batampos.com, edisi 19 Desember 2023). Kini, Marlin melalui jalur komunikasi politik ke pusat, diperkuat dengan dua partai pemenang pemilu yakni Gerindra dan Nasdem. Kondisi itu sebagai langkah antisipasi Marlin, dalam menagkal ‘spekulasi politik’ yang bakal ditempuh Ansar untuk memuluskan maksudnya guna memenangkan pertarungan di Pilgub Kepri mendatang. Back up politik Ansar – Marlin pun, seimbang. Kondisi itu, tidak mudah bagi Ansar untuk mematahkan lajunya gerak Marlin dalam membangun kekuatan besar untuk ‘menggulingnya’ pada kompetisi politik lima tahunan itu di Kepri mendatang.

Mengapa Marlin begitu berani berseberangan dengan Ansar?. Sudah rahasia umum. Ada nama besar disebalik Marlin Agustina, yaitu H. Muhammad Rudi, yang saat ini adalah Wali Kota Batam. Sumbangsih Rudi kepada Ansar dalam memenangkan Pilgub Kepri sebelumnya, tentulah sebagai pemicu mengapa Rudi sangat ‘ngotot’ dalam pembagian kewenangan kekuasaan di Pemerintah Provinsi Kepri. Kontribusi elektoral yang disumbangkan Rudi tidak dapat dipungkiri dalam menghantar Ansar ke kursi orang nomor wahid di Kepri. Seperti pepatah, tanggung basah mandi sekali, Rudi pun sudah mendeklear dirinya maju pada Pilgub Kepri medatang. ( Muhammad Rudi Nyatakan Siap Maju pilkada Kepri, detiksumut.com edisi 14 Maret 2024).

Ansar benar-benar paham. Bahwa, lawan tanding terberatnya adalah Rudi. Sebagai politisi yang sudah malang melintang di bumi Lancang Kuning ini, Ansar tahu betul bahwa titik lemahnya berada di Kota Batam. Karena itu, Ansar terlihat sibuk menerobos Kota Batam yang merupakan ‘Kandang Nasdem’ sebagai wilayah kekuasaan Rudi. Sejumlah agenda Pembangunan Kepri pun diluncurkan di Wilayah Kota Batam. ‘Pertikaian kepentingan’ pun beberapa kali mencuat kepermukaan, karena ASN Kota Batam, yang tidak mau patuh dengan arahan Ansar dalam sejumlah agenda Pemprov Kepri di Kota Batam . (Sekda Bantah Tudingan Pemko Batam Tak Respon Acara Pemprov Kepri, Batamnews edisi 12 Agustus 2021).

Fakta berikutnya, nama Ansar banyak dikait-kaitkan terlibat dalam sebuah peristiwa besar ‘Konflik Rempang’, pada pertengahan 2023 lalu. Ansar disebut-sebaut sebagai dalang di belakang aksi-aksi unjuk rasa yang terjadi dalam rangka menolak proses Pembangunan Proyek Eko Wisata di Pulau Rempang. (Walkot Batam Tuding Pemprov Dalang Kerusuhan Rempang, Ini Kata Gubernur, detik sumut edisi 2 November 2023). Langkah itu diduga sebagai bagian dari propaganda Ansar dalam rangka memecah konsentarasi masyarakat di Kota Batam agar berimbas negatife terhadap kepemimpinan Rudi sebagai Walikota Batam saat ini. Namun langkah itu mentah, sepertinya tidak terlalu berhasil menggoyah kejayaan Rudi di Batam. ‘Konflik Pulau Rempang’, saat ini mampu diredam Rudi.

Apa lagi manuver politik Ansar – Rudi menjelang ditetapkannya dua tokoh Kepri itu sebagai kandidat Gubernur pada Pilgub Kepri mendatang,? Mampukah Ansar menjadi ‘juara bertahan?’, sangat menarik untuk diikuti. Namun sebagai masyarakat Kepri, jangan sampai ‘pertarungan dua rakssaa’ itu ikut memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat di baris bawah. Suasana sejuk dan kondusif harus dipastikan tetap terjaga sebagai masyarakat yang notabene-nya memiliki budaya Melayu yang selalu menjunjung tinggi perdamaian dan kekeluargaan. Ajang politik tahunan, tidak boleh merusak tatanan kehidupan orang Melayu yang ramah dan lembut. Siapa pun yang akan keluar sebagai pemenang pada Pilgub Kepri ke depan, itulah pemimpin Kepri untuk semua. (Redaksi)

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights