Menanti Kunjungan Presiden ke Kepulauan Anambas
ANAMBAS (Sempadanpos.com)-Sebagai daerah perbatasan, terdepan dan terluar yang berhadapan langsung dengan negara tetangga, Kabupaten Kepulauan Anambas sudah seharusnya dikunjungi oleh seorang presiden. Alasan terkuatnya pastilah untuk kepastian kedaulatan. Sebab, Kepualuan Anambas merupakan batas teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk mengetahui secara detail tentang kondisi daerah territorial itu, patut pulalah seoarang presiden sebagai kepala negara berkenan mengunjungi Kepulauan Anambas. (Percepatan daerah perbatasan, BNPB Sisir Kabupaten Kepulauan Anambas. Kompas.com, edisi 16/03/2020)
Sejak terbentuk menjadi sebuah Kabupaten baru (Undang-undang nomor 33 tahun 2008), hasil dari pemekaran Kabaupaten Natuna sebagai kabupaten induk tepatnya pada tanggal 24 Juli 2008, Kabupaten Kepulauan Anambas belum pernah dikunjungi oleh Presiden Republik Indonesia (RI). Dua presiden sebelumnya, yakni Susilo Bambang Yudoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi), telah mengunjungi Kabupaten Natuna, bahkan Jokowi tercatat dua kali bertandang langsung ke Natuna. Sedangkan Kabupaten Kepulauan Anambas belum sama sekali dikunjungi. Padahal, kondisi, permasaalahan dan potensi yang ada pada dua kabupaten itu tidak jauh berbeda.
Jika Kabupaten Natua lebih dikenal dikarenakan hasil lautnya berupa ikan, banyak dicuri oleh kapal-kapal berbendera asing, Kepulauan Anambas juga demikian adanya. (Dua Kapal Asing Ditangkap Saat Curi Ikan di Anambas. Republika.online edisi 24 Juli 2016).
Jika Natuna sebagai daerah penghasil minyak bumi dan gas (migas), Kepulauan Anambas juga sama. (Anambas Daerah terisolir yang Kaya Migas. Kompas.com, edisi 02/07/2008)
Jika Natuna berbatasan langsung negara tetangga, Kepualuan Anambas juga serupa. Hanya saja Natuna dekat dengan Negara Tetangga Malaysia Bagian Barat, Kepulauan Anambas dekat dengan Negara Malaysia Bagian Timur. (Kepuluan Anambas adalah kepulauan kecil yang berada diantara Malaysia Timur dan Malaysia Barat. Wikipedia.org).
Sebagai wilayah territorial, yang memiliki laut sangat luas, dengan potensi hasil laut berupa ikan yang sangat banyak (Anambas Penghasil Ikan Terbesar. Inilah.com edisi 14 April 2024). Kepulauan Anambas semestinya harus dapat terjaga dengan baik. Begitu pula pulau-pulau pantai yang banyak, indah dan eksotis. Potensi pariwisata yang menjanjikan. Namun masih kosong tidak berpenghuni. (Gerbang Pulau Tioman terbuka, Siap Bangkitkan Conecting Pariwisata Anambas. TransKepri.com, edisi 15 Maret 2023).
Belum lagi peluang terjadinya kejahatan trans nasional sebagai daerah perlintasan internasional yang rentan dengan penyelundupan barang-barang illegal dan terlarang. Kesemuanya itu sangat berpengaruh pada kedaulatan dan keutuhan NKRI. (Benda Mirip Rudal Ditemukan di Anambas Kepri. DetikNews edisi 20 Januari 2021). (48 Kg Kokain yang Ditemukan di Anambas Dimusnahkan. Kompas.com, edisi 22 juli 2022).
Mr. Presiden Prabowo Subianto sebagai Presiden RI terpilih hasil Pilpres Tahun 2024 – 2029, menjadi pengharapan besar bagi masyarakat Kepulauan Anambas. Berlatar belakang sebagai seorang parjurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), Prabowo diyakini akan mengunjungi Kepulauan Anambas dan menginjakkan kakinya ke negeri sempadan itu. (Warga Anambas Berharap Presiden Kunjungi Bandara Letung. WartaKepri.com, edisi 20 Mei 2022). Apabila seorang presiden telah melihat secara langsung kondisi Kepulauan Anambas, tentulah akan ada buah manis dari lawatan tersebut. Skema bagaimana melakukan percepatan pembangunan terhadap Kepulauan Anambas sebagai upaya menjaga kedaulatan NKRI, pasti akan disegerakan.
Perhatian negara melalui kebijakan percepatan Pembangunan dengan Anggaran Pendabatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi satu-satunya solusi paling muktahir. Sebab, jika hanya menghandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kepulauan Anambas sangat minim. Hanya berkisar 300 milyar setiap tahunnya paling maksimal untuk belanja Pembangunan infrastruktur pendukung dari kisaran 1 triluin ABPD Kabupaten Kepulauan Anambas yang tersedia. Perlu Ratusan tahun baru ketemu apa yang disebut menjadi daerah maju.
Memasukkan investasi ke Kepualuan Anambas sebesar-besarnya juga salah satu cara mempercepat gerak pertumbuhan ekonomi masyarakat Kepulauan Anambas yang minim peluang kerja.
Jika infrastruktur, sarana prasarana dan fasilitas pendukung untuk pengelolaan potensi Kepualuan Anambas tersedia secara maksimal. Kemudian, investasi besar masuk, maka wilayah Kepulauan Anambas akan dihuni oleh ramai penduduk yang notabenenya adalah anak-anak bangsa. Dengan demikian, wilayah teritorial NKRI itu secara bersaaman dapat ikut terjaga dan terawasi dengan baik dan maksimal. (Redaksi)