Bulog Sebut Kenaikan Harga Beras di Indonesia karena Faktor India dan Eropa

JAKARTA (Sempadanpos.com)- Bulog mengungkapkan bahwa kenaikan harga beras di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lokal, tetapi juga oleh kondisi harga beras dunia yang semakin meningkat. Salah satu faktor utama adalah keputusan negara-negara eksportir beras seperti India yang menutup kran ekspornya, padahal India menyuplai 40 persen kebutuhan beras dunia.

Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, mengungkapkan bahwa permintaan beras dari negara Eropa juga ikut meningkat, menyebabkan kenaikan harga beras semakin kompleks.

Dia menjelaskan bahwa kondisi ini cukup menarik karena sebelumnya Eropa lebih banyak mengonsumsi gandum daripada beras.

Bulog telah mengirim tim ke negara-negara eksportir beras seperti Thailand dan Vietnam, dan dari hasil investigasi mereka menemukan bahwa Eropa juga turut membeli beras dalam jumlah besar di negara-negara tersebut.

Di samping itu, dampak fenomena El Nino juga turut mempengaruhi ketersediaan beras. Febby mencatat bahwa beberapa daerah mengalami kekeringan akibat panas, sementara daerah lain dilanda banjir.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa kenaikan harga beras terjadi tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.

Harga beras global telah melonjak dari rentang US$ 460 sampai US$ 500 per ton menjadi lebih dari US$ 600 per ton.

Untuk mengatasi situasi ini, Arief menekankan pentingnya kerjasama antara Bulog dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk memastikan ketersediaan stok di dalam negeri. Bulog dituntut untuk memiliki minimal 1,2 juta ton stok beras.

Berdasarkan data panel harga pangan Bapanas, harga beras premium dan medium di Indonesia mengalami penurunan pada hari Rabu, 28 Februari 2024, meskipun kenaikan harga beras terjadi secara global.

Dengan demikian, kenaikan harga beras di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal seperti produksi dan ketersediaan stok, tetapi juga oleh dinamika pasar global yang kompleks. (*/dwi)

Sumber: tempo

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights