Kelangkaan BBM Solar Mengguncang Supir Angkutan di Tanjungpinang

TANJUNGPINANG (Sempadanpos.com)-Supir lori, truck, dan angkutan barang di Tanjungpinang mengalami kesulitan mendapatkan BBM jenis Solar, dengan antrian panjang di SPBU. Rabu (1/5/24).

Organisasi seperti Romantika Supir Truck Indonesia (RSTI), KSU Pengemudi Mandiri, dan DPD Organda Devisi Angkutan Barang Kepri angkat bicara terhadap sulitnya situasi ini.

Elfi Edison dari Organda menyoroti minimnya perhatian pemerintah, meminta kehadiran dan solusi langsung.

Kesalnya terhadap masalah ini juga disuarakan oleh Ketua KSU Pengemudi Mandiri, Adjie, yang menekankan pentingnya peningkatan kuota dan pengawasan BBM subsidi.

Putra dari Satrgas RSTI Tanjungpinang-Bintan juga menyoroti perbedaan sistem kartu BBM antara Bintan dan Tanjungpinang, mengharapkan sinergi pemerintah untuk memudahkan akses. Dalam seruan terakhir, mereka meminta pemerintah mendengarkan keluhan mereka untuk memastikan penghidupan keluarga mereka terjaga.

Sulitnya mendapatkan BBM

Pasalnya, saat ini diduga untuk mendapatkan BBM itu sangat sulit, bahkan antri di Pertamina sangat panjang, sehingga tak jarang yang tak mendapatkan kuota minyak.

Akan hal itu, 3 organisasi yang peduli akan anggotanya yang dominan supir lori atau truck, angkat bicara.

3 organisasi itu ialah, Romantika Supir Truck Indonesia (RSTI), KSU Pengemudi Mandiri, dan DPD Organda Devisi Angkutan Barang Kepri.

Dari Organda, Elfi Edison, sangat kesal akan sulitnya mendapatkan BBM jenis Solar di Ibukota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kemana pemerintah?

“Anggota kita semuanya pemilik angkutan barang. Bahan bakar yang digunakan Solar. Semua teriak Solar sulit,” katanya kepada awak media, Rabu (01/05/2024).

Sulitnya mendapatkan BBM ini, pemerintah wajib hadir dan memberikan solusi terbaik agar pekerja yang sehari-hari berpenghasil dari angkutan, dapat menghidupi keluarga.

“Pemerintah harus turun ke lapangan, lihat langsung dan dengar keluhan masyarakatnya. Jangan hanya main tik tok aja kerjanya,” sebutnya menyindir.

Hal tersebut juga disetujui oleh Ketua KSU Pengemudi Mandiri, Adjie. Ia juga sangat menyesalkan terhadap minimnya perhatian pemerintah dalam pengelolaan kartu untuk mendapatkan BBM Solar.

“Mirisnya, pengemudi atau supir di lapangan ada yang tak mendapatkan minyak subsidi itu. Alhasil, membeli minyak solar non subsidi yang harganya tinggi. Ini sangat merugikan supir,” ucapnya.

“Saya minta pemerintah benahi, turun ke SPBU, dan lihat antri mengular setiap hari. Jangan lengah akan hal ini,” sambung Adjie.

Intinya, Adjie ingin pemerintah memberikan solusi yang terbaik bagi pekerja supir yang mencari rezeki untuk keluarga setiap harinya.

“Saya meminta agar pemerintah menambah kuota minyak dan mengawasi bbm subsidi khususnya solar supaya bisa tepat sasaran sehingga tidak terjadi penyelewengan Karena, lori atau truck yang antri bukan hanya dari Tanjungpinang saja. Yang dari luar pinang juga ada,” ungkapnya.

Sementara, Ketua Satrgas RSTI Tanjungpinang-Bintan, Putra juga menginginkan hal senada dari dua sumber di atas. Ia berharap antri panjang mendapatkan BBM Solar di SPBU tak sepanjang saat ini.

“Apalagi saya supir lori angkut ikan, kalau tak dapat kuota solar, kerugian akan saya terima. Anak istri mau makan apa? Semoga hal ini ada solusinya dari pemerintah,” katanya.

Ia juga menyarankan agar dua pemrintahan yang ada di Pulau Bintan ini dapat bersinergi memberikan kemudahan dalam mendapatkan kuota minyak.

“Saat ini Bintan pakai kartu Bukopin, sedangkan di Tanjungpinang pakai Brizzi. Di sini sulitnya kita sebagai supir angkutan,” ujarnya.

“Pemerintah, dengarkan lah jeritan hati kecil kami ini. Agar kami dapat menghidupkan keluarga kecil kami,” pungkas Putra. (red)

Bagikan Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights